Kamis, 13 Januari 2011

Majas dan penjelasannya

Berikut ini penjelasan tentang majas:
Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek tertentu bahkan bisa menimbulkan konotasi tertentu. Majas ada yang menyebut gaya bahasa. Di bawah ini berbagai contoh majas dan penjelasannya :


1. Simile
Simile disebut juga majas perumpamaan atau perbandingan. Majas ini menyamakan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi dianggap sama dengan menggunakan konjungton pembanding antara lain : seperti, bagai, sebagai, bagaikan, bak, laksana, semisal, seumpama, sepantun, penaka, serupa, dan kata-kata pembanding yang lain.
Contoh :
Senyum beta laksana arca.
Bedanya seperti langt dan bumi.
Serupa dara dibalik tirai.

2. Metafora
Metafora ialah bahasa berkias dengan perbandingan yang singkat, padat, dan dinyatakan tanpa menggunakan konjungtor pembanding.
Contoh :
Jauhkan diri dari lintah darat.
Berhati-hati bergaul dengan buaya darat.
Bumi ini perempuan jalang.

3. Personifikasi
Majas yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah menjadi bernyawa atau memiliki sifat manusia disebut majas personifikasi.
Contoh :
Badai mengamuk merobohkan rumah-rumah.
Ombak berkejaran dengan riang.
Sinar mentari masuk lewat celah dinding sempat mencubit kulitku.

4. Kontradiksio Intermenis
Kontradiksio Intermenis ialah majas yang diberi penjelasan yang bertentangan dengan pernyataan awal.
Contoh :
Semua putra pah adi sangat penurut, hanya Agus yang nakal.
Hari ini semua pegawai berseragam, kecuali Pak Komar.

5. Epik Simile
Epik simile atau perbandingan epos ialah majas perbandingan yang diperpanjang atau dilanjutkan, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya dalam kalimat atau frasa yang berturut-turut.
Contoh :
Ditengah sunyi menderu rinduku.
Seperti topan, meranggutkan dahan.
Mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.

6. Alegori
Majas yang berisi cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Isinya mengiaskan hal atau kejadian. Sebenarnya alegori itu metafora yang dilanjutkan.
Contoh :
Dalam kebun di tanah airku.
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai.
Tidak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia.
Daun bersemi, Laksmi mengarang.
Biarpun Ia diabaikan orang.
Seroja kembang gemilang mulia.
………………………………….

7. Tropen
Majas yang berisi kiasan digunakan untuk mengganti sebuah pengertian dengan kata-kata kias.
Contoh :
Presiden SBY akan terbang menuju Amerika.
Penjahat itu berhasil melarikan uang korban.
Korban tabrakan itu segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

8. Asosiasi
Majas yang mengungkapkan gagasan dengan menggunakan kata tertentu yang mempunyai arti antara gagasan dan kata tersebut.
Contoh :
Dia mau membantu kalau diberi amplop dulu.
Provokator itu selalu memancing kerusuhan.
Para penjahat telah disikat habis oleh penjahat.

9. Hiperbola
Hiperbola ialah majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksud.
Contoh :
Sorak penonton mengguntur membelah angkasa.
Harga-harga naik membubung tinggi melangit.
Senyumanmu merupakan sejuta kenangan bagiku.

10. Litotes
Litotes ialah majas yang melemahkan apa yang sebenarnya dimaksud. Hal ini biasanya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan.
Contoh :
Silahkan makan dengan sambal saja!
Silahkan mampir ke gubuk saya.
Terimalah bingkisan yang tidak berharga ini.

11. Ironi
Ironi ialah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok atau mengejek lawan bicara.
Contoh :
Bukan main bersihnya kelas ini, dimana-mana ada sampah.
Masih sore begini sudah pulang, baru jam dua malam.
Bagus benar rapotmu, sampai banyak nilai yang merah.

12. Sinisme
Sinisme ialah majas pertentangan yang berisi sindiran dan bernilai rasa lebih kasar dibanding ironi.
Contoh :
Dasar perut karet, nasi satu bakul ludes.
Suaramu begitu merdu, ocehanmu menggatalkan telinga.
Kamu memang anak sopan, perilakumu menjengkelkan semua orang.

13. Sarkasme
Majas sarkasme ialah majas yang berisi pernyataan mengejek bahkan menghina dengan kata-kata yang kasar.
Contoh :
Mual perutku mendengar ocehanmu.
Bangsat, kau memang orang tak tahu aturan.
Bedebah, pergi dari sini setan!

14. Metonimia
Metonimia ialah majas yang memakai nama diri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal sebagai penggantinya.
Contoh :
Saya suka membaca Khairil Anwar.
Kontingen panahan Indonesia hanya memeroleh perak di Sea Games tahun lalu.
Tolong, saya belikan gudang garam!

15. Sinekdoke
Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam :
1. Pars Pro Toto yaitu menyebut nama sebagian sebagai pengganti nama keseluruhan.
Contoh :
Setiap kepala keluarga kurang mampu mendapat kompensasi BBM Rp100.000,-
Dia tidak pernah tampak batang hidungnya.
Setelah ketahuan bersalah, dia selalu menyembunyikan mukanya.
2. Totem Pro Parte yaitu menyebut nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian.
Contoh :
Indonesia meraih juara pertama tunggal putra pada kejuaraan bulu tangkisMalaysia Terbuka.
Kelas 3C meraih juara umum pada semester genap tahun ini.
Popda akan mempertandingkan tujuh cabang olahraga antarsekolah.

16. Eufemisme
Eufemisme ialah majas yang menggunakan ungkapan-ungkapan halus untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
Contoh :
Para pahlawan yang mendahului kita semoga diterima di sisi Allah.
Putra bapak ketinggalan dalam bidang akademik.
Mobil itu membawa rombongan peserta tunadaksa.

17. Paradoks
Paradoks ialah majas yang menyatakan sesuatu yang seolah-olah berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya padahal kenyataannya mengandung kebenaran.
Contoh :
Dia adalah orang kaya, tetapi sangat miskin.
Walaupun di kota besar yang ramai, diriku merasa kesepian.
Dia merasa sendirian di tengah ramainya orang berjoget.

18. Antitesis
Antitesis ialah majas yang mengungkapkan gagasan-gagasan yang bertentangan dalam gagasan yang sejajar.
Contoh :
Susah-senang, tertawa-menangis merupakan romantika kehidupan.
Besar-kecil, tua-muda, pria-wanita, semua datangke alun-alun.
Kaya-miskin, tampan-jelek bukan ukuran untuk dikasihi tuhan.

19. Repetisi
Repetisi ialah majas yang mengulang-ulang kata atau kelompok kata yang sama untuk menarik perhatian atau sebagai penegasan.
Contoh :
Hanya dengan belajar, sekali lagi belajar, ya belajar, cita-cita kita akan tercapai.
Pemuda, pemudalah penerus cita-cita kusuma bangsa.
Kebebasan, hanya dengan kebebasan hak-hak kita bias terhargai.

20. Anafora
Anafora merupakan majas pengulangan kata atau kelompok kata pada awal kalimat atau klausa secara berturut-turut.
Contoh :
Ada kemauan, ada jalan.
Seribu kali jatuh, seribu kali bangun kembali.
Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati.

21. Tautologi
Tautologi ialah majas yang berisi penyangatan gagasan dengan mengulang kata atau kelompok kata yang semakna atau searti.
Contoh :
Cinta dia benar-benar sudah berurat berakar.
Semua siswa girang gembira karena lulus ujian.
Sepi memangut, menekan, mendesak.

22. Koreksio
Koreksio ialah majas yang digunakan untuk menarik perhatian dengan menarik parnyataan sebelumnya kemudian membetulkan dengan pernyataan berikutnya yang sebenarnya masih bertalian arti.
Contoh :
Sebenarnya sudah dua kali, ah bukan, sudah tiga kali hal itu saya usulkan.
Melihat saya datang, ia turun, ah tidak, ia melompat langsung memelukku.
Pencopet itu berjalan, tidak berjalan, tetapi berlari kea rah utara.

23. Preterito
Majas preterito digunakan untuk menarik perhatian dengan menyembunyikan sesuatu yang seolah-olah dirahasiakan.
Contoh :
Saya tidak akan membuka rahasianya bahwa ia menjadi preman pasar.
Tidak perlu saya panjang lebarkan sambutan saya.
Jangan kamu beritahukan kepada siapa-siapa kalau saya tadi menyontek.

24. Alusi
Alusi ialah majas perbandingan yang merujuk secara tidak langsung pada karya sastra, peristiwa, tokoh, atau tempat.
Contoh :
Tugu ini mengingatkan kita pada tanggal 10 November 1945.
Peristiwa madiun tidak boleh terjadi lagi.
Jangan ditiru perilaku si Malin Kundang.

25. Klimaks
Majas klimaks dibedakan menjadi dua macam :
1. Klimaks yaitu majas yang berupa urutan gagasan berjenjang naik atau makin meningkat intensitasnya.
Contoh :
Dia tidak hanya terkenal sebagai pembohong, tetapi terkenal sebagai penipu, penjahat, dan pembunuh.
Ilmu dari guru harus diterima, dipelajari, dipikirkan, dan diamalkan sebaik-baiknya.
Kegiatan itu harus dilaksanakan di tingkat RT,RW, Kelurahan, dan Kecamatan.
2. Antiklimaks yaitu majas yang berupa urutan gagasan berjenjang turun atau makin menurun intensitasnya.
Contoh :
Rakyat terus berteriak, berseru, berkata, bergumam untuk tidak disakiti lagi oleh pemerintah.
Korban tabrakan itu menjerit, mengerang, mengaduh, mengeluh, dan merintih kesakitan.
Setiap dinas pendidikan, setiap sekolah, setiap kelas harus melaksanakan program jum’at bersih.

26. Inversi
Majas inversi sebenarnya sama dengan kalimat inversi. Kalimat bersusun S P terbalik. Majas ini dimulai P dulu baru S.
Contoh :
Mual aku kepadanya.
Rela saya berkorban demi kamu.
Dengan jengkel kutempeleng kepalanya.

27. Elipsis
Majas elipsis masih berkaitan erat dengan model pengungkapan kalimat. Dalam majas ini ada penghilangan kata atau kelompok kata yang berfungsi sebagai jabatan kalimat.
Contoh :
Saya nasi goring saja.
Dilihat dari sisi ekologis, bagus.
Saya setuju dengan ide ini.

28. Okupasi
Majas yang menyatakan pertentangan dengan hal tertentu, tetapi akhirnya diberi penjelasan penyelesaian.
Contoh :
Pil koplo dapat merusak moral bangsa. Tidak hanya anak muda, orang dewasa pun bias terkena bahaya ini. Akhirnya mereka sadar bahwa semua itu tak ada manfaatnya.

29. Asindeton
Asindeton ialah majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan konjungtor.
Contoh :
Presiden berjalan diiringi oleh para menteri, pejabat, alim ulama, tokoh masyarakat.
Sakit, susah, menderita, merana sudah merupakan kodrat manusia.
Kepala sekolah, guru, pegawai TU, siswa harus mengikuti upacara bendera.

30. Polisindeton
Polisindeton ialah majas yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan konjungtor pada setiap bagian yang dipentingkan.
Contoh :
Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, istri dan aknaknya, hak dan kewajibannya.
Mengapa kamu tidak selera makan atau minum, berjoget atau bernyanyi, bergurau atau bercengkerama.

Translate